Sebut saja namanya tomi. Tomi adalah seorang cowok yang berwajah
lumayan ganteng. Ditambah lagi, tomi memiliki keluarga yang bisa
dibilang kaya. Tak sulit bagi tomi untuk mendapatkan banyak cewek. Ya
seperti membalikkan telapak tangan saja...
Tapi
ketika itu, kami sedang berbincang di kantin tempat kuliah, dan
tiba-tiba lewat seorang cewek yang lumayan cantik menurut saya, tapi
menurut si tomi sangat cantik!. Dia pun mendatangi cewek itu, dengan
rayuan dan ajian yang dimilikinya, sang cewek seakan patuh dan langsung
tersenyum manis kepada tomi. Kemudian mereka pun berbincang berdua
seakan sudah kenal lama.
Kami terdiam dan membisu melihat tomi,
tak ada kata-kata yang mampu kami ucapkan. Dari kejauhan kami melihat
tomi yang kemudian berjalan perlahan dengan sang cewek tadi. "Eh gua
jalan dulu ya", kata tomi sambil tersenyum.
Hari-hari berlalu
hampir satu bulan lamanya, selalu terlihat dan menjadi suatu yang biasa
ketika tomi turun dari mobilnya sambil memegang tangan cewek yang
bernama rani itu. Sungguh mesranya mereka berdua. Tapi tomi tak berubah
seperti banyak orang, yang baru mendapatkan pacar. Tomi tetaplah tomi
yang dulu, ia masih senang berkumpul dengan kami.
Siang itu,
ketika terik matahari begitu terasa hingga menusuk kulit ini, kami dan
tomi berkumpul di kantin. Entah setan apa yang merasuki tomi sehingga
ia mengatakan "Oi...gua mau kasih taruhan nih". Kami lalu bertanya
taruhan apa?. Tomi menjawab "gua yakin si rani cinta mati ama gua!!!,
kalau kalian bisa buat dia tergoda ama kalian ntar gua traktir!!!".
Mendengar kata-kata tomi tadi, tentu saya sangat merasa tertantang,
hehehe...
Saya pun langsung bergegas mencari rani, "benar ya!!!
lo traktir gua ama anak-anak!!!", kata saya kepada tomi. "Ya tenang aja
asal lo berhasil. ntar gua traktir!!!, "kata tomi. Saya melihat rani
sedang bercanda bersama-sama teman-temannya di depan sebuah kelas, dan
saya menghampirinya. "Rani ya...", kata saya sambil tersenyum. "Iya",
jawabnya dengan wajah yang cantik. "Eh gua boleh kenalan kan?", tanya
saya. Tapi rani hanya tersenyum. "Loh kok diam aja? gua arie", kata
saya lagi sambil memberikan tangan saya. Dan kemudian dia menyambut
tangan saya dengan tangannya yang halus "iya arie...", katanya sambil
tersenyum lagi. Kemudian kamipun berbincang-bincang. Terlihat raut
gembira di wajahnya, lalu saya memberanikan diri bertanya kepada rani,
"Eh tomi itu pacar kamu ya?". "Emang kenapa kamu cemburu ya?", jawab
rani sambil bercanda. "Ga cuma nanya doank kok", kata saya lagi. Rani
hanya terdiam tak mejawab pertanyaan saya.
"Pacarnya
ya...heheh...ga enak ah ama si tomi, ntar dia marah lagi...gua jalan
dulu ya", kata saya kepada rani. Tapi kemudian rani yang hanya diam,
memanggil saya dan langsung berkata, "arie!!!, ga kok...gua belum punya
pacar". Saya terkejut mendengar perkataan rani ini, "terus kok sering
bareng ama dia?", tanya dia lagi. "Yah lumayan kan bisa nebeng pergi
ama pulang kuliah, heheheh....", jawab rani sambil tertawa kecil.
Hati
saya seakan terbeku mendengar perkataan dari rani. Seakan ingin
mengeluarkan maksud saya berkenalan dengan dia, tapi saya tak mampu dan
hanya diam dan diam.
Saya lalu menuju tempat tomi, dan tomi
bertanya kepada saya, "gimana sob, bisa ga lo?, si rani emang cinta
mati kan ama gua?", tanya tomi sambil tersenyum. Saya tak mampu
menjawab, dan terdiam sesaat, tapi tomi bertanya kembali. "Gimana
ui!!!, kalau berhasil gua traktir nih!!!".
Namun saya juga
manusia, saya juga memiliki hati. Saya lalu menjawab pertanyaan tomi
dengan perlahan "Ga berhasil sob, kayanya si rani emang bener cinta ama
lo", kata saya dan kemudian terduduk. Mendengar perkataan saya, tomi
langsung tertawa kegirangan dan merasa telah menang dari kebohongan
saya. "Tomi...", kata saya dalam hati sambil menggelengkan kepala
ketika melihatnya tertawa di atas kebodohannya sendiri.
The end...
Welcome To Blog
0 Responses
Langganan:
Posting Komentar (Atom)